Dehidrasi: Kurang Cairan? Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Dehidrasi

Kamu pernah nggak sih, ngerasa haus banget tapi tetap menunda minum air karena sibuk? Aku pernah, dan bukan cuma sekali dua kali. Aku pikir itu hal kecil. Tapi siapa sangka, kebiasaan remeh itu bisa berujung pada kondisi yang jauh lebih serius: dehidrasi.

Waktu itu aku lagi kerja kejar deadline, duduk di depan laptop seharian. Segelas kopi jadi andalan, tapi air putih? Nggak sempat. Malamnya kepala mulai nyut-nyutan, badan lemes, bibir kering, dan… aku muntah-muntah. Kukira masuk angin. Tapi setelah dicek dokter, ternyata aku dehidrasi cukup parah.

Itu jadi titik balikku buat lebih peduli soal cairan tubuh. Karena setelah belajar dari pengalaman, dehidrasi itu bukan cuma tentang haus. Ada gejala lain yang nggak disadari banyak orang, dan dampaknya bisa ke seluruh tubuh.

Apa Itu Dehidrasi dan Kenapa Bisa Terjadi?

Apa Itu Dehidrasi dan Kenapa Bisa Terjadi?

Dehidrasi adalah kondisi saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Tubuh kita itu 60% lebih terdiri dari air, dan cairan ini penting buat fungsi dasar seperti mengatur suhu tubuh, melumasi sendi, mengangkut nutrisi, sampai membantu kerja organ dalam.

Kehilangan cairan bisa terjadi karena banyak hal:

  • Nggak cukup minum air

  • Berkeringat terlalu banyak (olahraga, cuaca panas)

  • Diare atau muntah

  • Demam

  • Efek samping obat diuretik

Dan yang sering dilupain: minum kopi atau teh berlebihan juga bisa bikin tubuh kehilangan cairan, karena sifatnya diuretik.

Kondisi ini bisa dialami siapa saja, dari anak-anak sampai lansia. Tapi yang paling rentan itu bayi, orang tua, atlet, dan mereka yang kerja di luar ruangan di bawah sinar matahari langsung.

Gejala Dehidrasi Ringan Sampai Berat yang Harus Diwaspadai

Salah satu hal yang bikin dehidrasi bahaya adalah gejalanya sering nggak disadari. Kita cenderung menganggapnya hal biasa. Berikut ini beberapa gejala yang aku rasain dulu, dan juga yang perlu kamu kenali:

Gejala Ringan hingga Sedang:

  • Rasa haus terus-menerus

  • Mulut kering dan lengket

  • Kulit kering

  • Urin berwarna kuning pekat dan berbau kuat

  • Pusing atau sakit kepala ringan

  • Letih dan lesu

  • Kurang fokus

  • Sembelit

Gejala Parah (butuh penanganan medis segera!):

  • Jantung berdebar cepat

  • Pernapasan cepat

  • Mata cekung

  • Kulit terasa dingin

  • Tekanan darah turun

  • Bingung atau linglung

  • Sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali

Yang aku alami dulu tuh gejalanya kombinasi antara pusing, mual, dan linglung. Aku sampai susah ngetik karena penglihatan mulai kabur. Dan baru sadar betapa pentingnya minum air cukup setiap hari.

Dehidrasi Kronis: Saat Kurang Minum Jadi Kebiasaan Berbahaya

Kalau kamu kira dehidrasi itu cuma soal sehari-dua hari kurang minum, coba pikir ulang. Ada yang namanya dehidrasi kronis—di mana tubuh terbiasa dalam kondisi kekurangan cairan. Ini terjadi kalau kita terbiasa minum kurang dari kebutuhan harian dalam waktu lama.

Efeknya bisa luar biasa buruk:

  • Gangguan ginjal: Tubuh jadi kesulitan menyaring limbah

  • Masalah pencernaan: Sering sembelit atau maag

  • Kulit kering dan kusam: Kurang cairan = sel kulit mati numpuk

  • Penurunan kognitif: Otak juga butuh air buat bekerja optimal

  • Mood swing: Kurang cairan bisa bikin kita gampang kesal atau murung

Menurut Mayo Clinic, dehidrasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan ginjal, kejang, hingga syok hipovolemik—kondisi yang bisa mengancam jiwa.

Pengalamanku Berurusan dengan Dehidrasi: Bukan Sekadar Haus

Setelah kejadian awal itu, aku mulai lebih aware dengan asupan air. Tapi ternyata, memperbaiki kebiasaan minum itu nggak semudah yang dibayangkan. Aku sering lupa, atau kadang malas karena… ya, cuma air putih. Rasanya “gitu doang”.

Tapi aku mulai eksperimen biar minum jadi kebiasaan, bukan beban:

  1. Beli botol air lucu: Biar semangat bawa ke mana-mana.

  2. Buat reminder di HP: Setiap 2 jam minum segelas.

  3. Infused water: Tambahin lemon, daun mint, atau stroberi.

  4. Gabung tantangan minum air: Di komunitas online.

Salah satu hal yang bantu banget adalah tracking harian. Aku pakai aplikasi hydration tracker. Rasanya memuaskan tiap bisa “check” target healthy 8 gelas air per hari.

Dehidrasi pada Anak dan Lansia: Waspadai Tanda-Tanda yang Sering Diabaikan

Anak kecil dan lansia itu kelompok yang paling rawan dehidrasi, tapi justru sering terlambat terdeteksi. Anak-anak belum bisa mengomunikasikan rasa hausnya, sedangkan lansia cenderung kehilangan sensasi haus seiring bertambahnya usia.

Gejala dehidrasi pada anak yang perlu diperhatikan:

  • Bibir dan mulut kering

  • Tangisan tanpa air mata

  • Popok kering selama lebih dari 6 jam

  • Rewel atau tampak mengantuk

Sementara pada lansia:

  • Kebingungan mendadak

  • Kulit kendor dan kurang elastis

  • Tekanan darah menurun

  • Tidak buang air kecil seharian

Kunci utamanya: awasi perubahan kecil dalam perilaku atau kondisi fisik. Dalam keluarga aku sendiri, nenekku pernah hampir pingsan karena dehidrasi pas cuaca lagi panas-panasnya. Sejak itu, semua orang di rumah jadi saling ingetin buat minum air cukup.

Tips Menjaga Hidrasi Tubuh Setiap Hari

Berikut beberapa tips praktis yang aku pakai sampai sekarang:

  • Mulai hari dengan segelas air: Jangan langsung kopi!

  • Sediakan air di meja kerja: Selalu dalam jangkauan mata.

  • Minum sebelum merasa haus: Karena haus artinya sudah telat.

  • Konsumsi buah tinggi air: Semangka, timun, jeruk, pepaya.

  • Kurangi minuman manis: Gula bisa bikin tubuh cepat kehilangan cairan.

Dan satu lagi: jangan tunggu musim panas baru rajin minum air! Banyak yang mikir dehidrasi cuma terjadi saat cuaca panas. Padahal di ruangan AC pun kita bisa kekurangan cairan karena udara kering.

Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Harian?

Kebutuhan air tiap orang beda-beda, tergantung berat badan, aktivitas, dan kondisi lingkungan. Tapi sebagai patokan umum:

  • 2 liter/hari untuk wanita

  • 2.5 liter/hari untuk pria

Kalau kamu lebih aktif, tinggal di tempat panas, atau menyusui—kebutuhannya bisa lebih tinggi.

Rumus sederhananya: berat badan (kg) x 30 ml = kebutuhan harianmu.
Contoh: 60 kg x 30 ml = 1800 ml per hari.

Tapi jangan juga berlebihan. Minum air terlalu banyak bisa menyebabkan overhidrasi atau hiponatremia—kondisi saat kadar natrium darah jadi terlalu rendah. Seimbang itu kunci!

Olahraga dan Dehidrasi: Kombinasi yang Harus Diwaspadai

Sebagai orang yang mulai rutin jogging seminggu dua kali, aku baru sadar betapa cepatnya cairan tubuh bisa hilang lewat keringat. Kalau nggak segera diganti, bisa pusing, lemas, dan bahkan pingsan.

Sebelum olahraga, aku biasain minum sekitar 500 ml air 1-2 jam sebelumnya. Saat latihan, minum sedikit setiap 15-20 menit. Setelah selesai, langsung minum air atau minuman elektrolit. Apalagi kalau olahraga lebih dari 1 jam.

Keringat itu bukan cuma air—tapi juga mineral penting seperti natrium, kalium, dan magnesium. Jadi buat kamu yang olahraga intens, jangan cuma andalkan air putih. Bisa tambahin electrolyte drinks yang mengandung mineral.

Saat Puasa: Tips Agar Tetap Segar Seharian

Puasa bisa jadi tantangan tersendiri buat tetap terhidrasi. Tapi bukan berarti nggak bisa. Aku biasanya pakai trik 2-4-2:

  • 2 gelas saat buka

  • 4 gelas di antara buka dan sahur

  • 2 gelas saat sahur

Total 8 gelas tetap bisa dipenuhi. Hindari makanan yang terlalu asin atau pedas, karena bisa bikin haus berlebihan. Buah-buahan segar dan sup juga bisa bantu jaga cairan.

Dan kalau kamu suka minum teh atau kopi setelah sahur, pastikan tetap minum air putih cukup untuk menyeimbangkan.

Kesimpulan: Dehidrasi Bukan Sekadar Kurang Minum

Dari semua pengalaman dan pelajaran yang aku dapet, satu hal yang pasti: dehidrasi itu bisa menyerang siapa saja, kapan saja, bahkan tanpa disadari. Tubuh kita punya cara untuk ngasih sinyal, tapi seringkali kita terlalu sibuk atau cuek untuk dengerin.

Haus itu bukan tanda pertama dehidrasi—itu tanda kamu udah mulai kekurangan. Jadi jangan tunggu sampai tenggorokan kering atau kepala nyut-nyutan baru ambil gelas air.

Biasakan diri untuk peduli sama kebutuhan cairan tubuh. Mulai dari hal kecil kayak sedia botol air, minum begitu bangun tidur, atau pasang alarm minum tiap beberapa jam. Kedengerannya sepele, tapi efek jangka panjangnya luar biasa.

Karena menjaga hidrasi bukan cuma soal kesehatan fisik, tapi juga mental, performa kerja, dan kualitas hidup.

Bukan sakit perut biasa ini alasan perempuan suka marah-marah: Kram Haid: Mengatasi Nyeri Perut Ala Klinik Bosjoko

Author

ide